Tentang W.R. Supratman

Wage Rudolf Supratman (W.R. Supratman)

seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia, terutama karena perannya sebagai seniman, wartawan, dan pejuang nasional. Ia dikenal luas sebagai pencipta lagu "Indonesia Raya", namun kontribusinya tidak hanya terbatas pada itu. Kehidupannya mencerminkan semangat perjuangan di tengah penjajahan Belanda. Berikut adalah kisah hidup W.R. Supratman di luar penciptaan lagu kebangsaan:


Kehidupan Awal

  1. Kelahiran dan Keluarga:

    • W.R. Supratman lahir pada 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Purworejo, Jawa Tengah.
    • Ia adalah anak ketujuh dari pasangan Sersan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo dan Siti Senen.
    • Keluarganya berasal dari kalangan prajurit, sehingga ia tumbuh dalam lingkungan yang disiplin dan sederhana.
  2. Pendidikan:

    • Setelah keluarganya pindah ke Makassar, Supratman menempuh pendidikan di sekolah dasar Belanda (ELS).
    • Di Makassar, ia juga belajar bermain biola dari kakaknya, Roekijem, yang kemudian memengaruhi kecintaannya terhadap musik.


Perjalanan Karier

  1. Sebagai Guru:

    • Setelah menyelesaikan pendidikannya, Supratman bekerja sebagai guru di Makassar.
    • Namun, jiwa seni dan nasionalismenya membuatnya tertarik pada bidang musik dan jurnalistik.
  2. Sebagai Wartawan:

    • Supratman menjadi wartawan di beberapa surat kabar nasional, seperti Sin Po di Jakarta.
    • Melalui jurnalisme, ia menyuarakan semangat nasionalisme dan mendukung pergerakan kemerdekaan.
  3. Sebagai Komponis:

    • Selain "Indonesia Raya," Supratman menciptakan berbagai lagu yang menggambarkan penderitaan rakyat dan semangat perlawanan terhadap penjajah, seperti "Ibu Kita Kartini" yang didedikasikan untuk R.A. Kartini.


Perjuangan dan Nasionalisme

  1. Aktivisme dalam Musik dan Seni:

    • W.R. Supratman menggunakan musik sebagai alat perjuangan untuk membangkitkan semangat rakyat.
    • Lagu-lagunya sering dinyanyikan dalam rapat dan pertemuan pergerakan nasional.
  2. Perlawanan terhadap Penjajah:

    • Musik dan tulisan Supratman sering dianggap subversif oleh pemerintah kolonial Belanda.
    • Ia beberapa kali ditangkap dan diinterogasi karena dianggap menyebarkan ide-ide nasionalisme.


Akhir Hayat

  1. Kesehatan yang Memburuk:

    • Kehidupan Supratman di masa penjajahan penuh dengan tekanan dan ancaman.
    • Ia jatuh sakit akibat penyakit paru-paru dan kurangnya perawatan medis karena keterbatasan finansial.
  2. Wafat:

    • W.R. Supratman meninggal dunia pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, tepat tujuh tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
    • Ia wafat dalam usia 35 tahun, tanpa sempat menyaksikan Indonesia merdeka.


Warisan dan Penghormatan

  1. Pengakuan Sebagai Pahlawan Nasional:

    • W.R. Supratman diangkat sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia atas jasanya dalam perjuangan kemerdekaan melalui seni dan musik.
  2. Peninggalan:

    • Nama Supratman diabadikan dalam berbagai bentuk penghormatan, seperti nama jalan, sekolah, dan monumen di seluruh Indonesia.
    • Biolanya yang bersejarah disimpan sebagai artefak nasional.
  3. Inspirasi bagi Generasi Muda:

    • Supratman menjadi inspirasi bagi seniman dan pejuang untuk terus memperjuangkan keadilan dan kebebasan melalui karya seni.


Kesimpulan

Wage Rudolf Supratman bukan hanya seorang komponis lagu kebangsaan, tetapi juga seorang pejuang yang menggunakan seni dan jurnalistik untuk melawan penjajahan. Kehidupannya yang sederhana namun penuh dedikasi menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia. Warisannya tetap hidup dalam lagu, tulisan, dan semangat perjuangan bangsa.

Popular posts from this blog

Tentang Nama NKRI

Tentang Pancasila